Cara Menghitung PPN dan Contoh Perhitungannya di Indonesia

https://sst8.com Cara Menghitung PPN dan Contoh Perhitungannya di Indonesia: Nggak Pake Ribet! Oke, lo mungkin sering denger tentang PPN, tapi sebenernya lo tau nggak sih, apa itu PPN dan gimana cara menghitungnya? Yups, PPN alias Pajak Pertambahan Nilai itu adalah pajak yang harus lo bayar ketika lo beli barang atau jasa. Ini nggak cuman buat lo, tapi semua orang yang terlibat dalam jual beli barang atau jasa, termasuk pengusaha! Jadi, sebelum lo anggap ini cuma masalah pajak biasa, yuk simak penjelasan gampangnya supaya lo nggak bingung dan bisa jadi lebih ngerti.

Apa Itu PPN?

PPN itu pajak yang dikenakan pada setiap penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) di Indonesia. Nah, lo pasti nggak sadar kan kalo pas beli barang atau jasa, lo udah kena PPN? Misalnya aja, beli kopi di cafe, beli barang di toko, atau bayar biaya konsultasi—semua itu udah termasuk PPN, bro! Tapi yang paling sering kita liat ya pas liat struk atau faktur belanja, yang udah tertera PPN-nya.

Jadi gini, PPN tuh berlaku di setiap tahap produksi dan distribusi—mulai dari produsen, distributor, sampai ke konsumen akhir (lo!). Dan kabar baiknya buat lo yang konsumsi barang atau jasa, PPN ini cuma dikenakan sekali aja pada tahap akhir. Tapi, buat pelaku usaha yang terlibat dalam rantai distribusi, mereka bakal bayar PPN juga, tapi mereka bisa saling mengkreditkan PPN mereka antara pajak keluar dan pajak masuk.

Siapa yang Berhak Memungut PPN?

Tunggu dulu, lo tau nggak sih siapa yang boleh nge-pungut PPN? Jadi, yang boleh memungut PPN itu adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP). Nah, lo bakal jadi PKP kalo usaha lo punya peredaran bruto lebih dari Rp 4,8 Miliar dalam setahun. Intinya, lo jadi PKP kalo usaha lo cukup gede, dan otomatis lo punya kewajiban buat ngumpulin dan setor PPN ke negara. Dan nih, ada yang namanya Pajak Keluaran dan Pajak Masukan:

  • Pajak Keluaran adalah PPN yang dipungut oleh lo (si penjual) saat lo jual barang atau jasa.
  • Pajak Masukan adalah PPN yang lo bayar pas beli barang atau jasa dari pihak lain.

Cara Menghitung PPN: Gampang Banget!

Jadi, gimana sih cara hitung PPN? Rumusnya gampang banget kok, bro! Lo tinggal mengalikan tarif PPN dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP). DPP itu intinya adalah harga jual atau harga beli barang atau jasa lo. Sejak April 2022, tarif PPN di Indonesia tuh 11%. Tapi kabarnya, pemerintah rencananya bakal naikkin tarifnya jadi 12% mulai 1 Januari 2025. Jadi, buat sekarang, lo hitung pake 11% dulu ya!

Misalnya aja, lo beli barang dari toko PT XYZ seharga Rp 1.000.000. Nah, PPN yang harus lo bayar itu adalah 11% x Rp 1.000.000 yang berarti Rp 110.000. Jadi, harga total lo buat barang itu udah termasuk PPN, yaitu Rp 1.110.000. Gampang kan? Itu yang dinamain Pajak Keluaran yang dipungut oleh si penjual (PT XYZ).

Tapi, lo juga bisa dapet Pajak Masukan (PPN yang lo bayar saat beli) dan itu bisa lo kreditkan buat ngurangin jumlah PPN yang lo bayar ke negara di akhir tahun. Gimana caranya? Misalnya, lo beli barang dari PT XYZ yang udah kenain PPN ke lo, dan lo jadi PKP juga. Nah, lo bisa kreditkan PPN Masukan lo dari pembelian ini dengan PPN Keluaran lo. Jadi, kalo lo udah bayar PPN, lo bisa ngurangin utang pajak lo. Asyik kan?

Tapi, gimana kalo Pajak Masukan lebih gede dari Pajak Keluaran? Maka lo bakal punya PPN Lebih Bayar yang bisa lo klaim balik. Kalau sebaliknya, PPN Kurang Bayar yang harus lo bayar ke negara.

baca juga

Objek PPN: Apa Aja yang Kena PPN?

PPN itu berlaku buat semua barang dan jasa sih secara umum, tapi ya nggak semuanya kena PPN. Ada beberapa barang dan jasa yang enggak dikenakan PPN, misalnya barang-barang yang emang udah diputusin nggak dikenakan pajak karena pertimbangan sosial atau ekonomi. Nah, lo harus tahu juga jenis-jenis barang atau jasa yang nggak kena PPN!

Barang-barang yang nggak kena PPN:

  1. Makanan dan minuman yang disajikan di restoran, warung, atau hotel (kecuali yang lebih spesifik).
  2. Uang, emas batangan untuk cadangan devisa, dan surat berharga.

Jasa yang nggak kena PPN:

  1. Jasa keagamaan.
  2. Jasa kesenian dan hiburan dari pekerja seni yang lagi manggung.
  3. Jasa hotel dan jasa catering.
  4. Jasa yang disediakan pemerintah, kayak misalnya pelayanan publik yang nggak bisa disediakan perusahaan swasta.

Meskipun banyak barang atau jasa yang nggak kena PPN, kadang-kadang ada juga fasilitas dari pemerintah yang membebaskan PPN buat barang-barang tertentu yang strategis, kayak bahan kebutuhan pokok. Jadi, lo harus pastiin dulu, kalau barang atau jasa yang lo beli masuk kategori mana.

Contoh Penghitungan PPN dalam Bisnis

Misalnya, lo punya usaha dan lo beli barang dari supplier seharga Rp 1.000.000, yang dikenakan PPN 11%. Jadi, PPN yang harus lo bayar adalah Rp 110.000. Tapi lo juga udah bayar Rp 110.000 tersebut, dan lo bisa meng kreditkan Pajak Masukan lo buat ngurangin PPN Keluaran lo di akhir tahun. Dengan cara ini, lo nggak terlalu terbebani dengan pajak.

Kesimpulan

Jadi, PPN itu bukan hal yang ribet, cuma lo harus tahu cara hitungnya yang bener. Kalau lo jadi PKP, lo punya kewajiban buat ngumpulin PPN dan melaporinya. Dengan ngerti cara menghitung dan melaporkan PPN yang bener, lo bisa hemat waktu, uang, dan nggak perlu khawatir sama sanksi pajak. Yuk, penuhi kewajiban perpajakan lo dengan tepat, dan nikmati manfaatnya buat bisnis dan negara!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top